Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Pusat, KH Syaifuddin menyampaikan refleksi dan harapan dalam pidato penutup masa jabatannya pada Konferensi Cabang (Konfercab) VI yang berlangsung di Hotel Rizen Premier, Bogor, Sabtu-Ahad (18-19/1/2025). Ia mengenang awal perjalanan kepemimpinannya yang dimulai lima tahun lalu. Saat itu, ia diminta menjadi calon Ketua PCNU Jakarta Pusat oleh beberapa pihak meski tidak mengenal banyak tentang struktur organisasi, termasuk para ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU).
Namun, Gus Syaifuddin, sapaan akrabnya menuturkan berkat kehendak Allah dan dukungan mayoritas MWCNU, ia terpilih untuk menakhodai NU di pusat Kota Jakarta. “Di NU, saya selalu mengatakan bahwa 30 persen adalah urusan akal, sedangkan 70 persen adalah urusan Allah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi NU, termasuk mewujudkan mimpi besar,” ungkapnya.
Dalam masa kepemimpinannya, ia mengaku telah berhasil membentuk ranting-ranting baru, membangun kantor NU di Jakarta Pusat, dan mendirikan badan usaha milik PCNU dengan modal awal sebesar 50 juta rupiah. Namun, dirinya mengakui bahwa ada beberapa mimpi yang belum tercapai, seperti mendirikan klinik atau rumah sakit NU di wilayah tersebut.
Ia menekankan pentingnya sinergi dengan seluruh stakeholder, termasuk pemerintah daerah, DPRD, dan elemen masyarakat lainnya. Ia berharap pemimpin PCNU Jakarta Pusat yang akan datang memiliki etika, moral, dan visi untuk melanjutkan perjuangan organisasi ulama ini. “Pemimpin NU yang ke depan haruslah bermartabat dan beretika. Jika tidak, yang rusak bukan hanya pemimpinnya, tetapi juga marwah Nahdlatul Ulama,” tegasnya. Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa masa depan NU tidak hanya bergantung pada pengurus ranting atau MWCNU, tetapi pada seluruh ulama yang berkomitmen menjaga nilai-nilai luhur NU.
0 Komentar